PROGRAM TAHFIZHUL QUR’AN 12 TAHUN
UNTUK UMAT
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab
itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di
antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia
yang amat besar. (Fathir: 32)
Berkata Ibnu Katsir
rohimahullah: Allah ta’ala menjadikan orang-orang yang beramal
dengan Al-Qur’an adalah orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami
dan termasuk umat ini, kemudian membagi mereka menjadi 3 kelompok:
- (lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri) yaitu orang yang lalai dalam mengerjakan sebagian perkara-perkara wajib dan melakukan sebagian perkara-perkara haram.
- (dan diantara mereka ada yang pertengahan) yaitu orang yang melaksanakan perkara-perkara wajib, meninggalkan perkara-perkara haram, dan kadang-kadang meninggalkan sebagian perkara-perkara sunnah dan mengerjakan sebagian perkara-perkara makruh.
- (dan diantara mereka ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah) yaitu orang yang mengerjakan perkara-perkara wajib dan sunnah dan meninggalkan perkara-perkara haram dan makruh dan sebagian perkara-perkara mubah.
Ali bin Abi Tholhah
berkata dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya: (kemudian Kitab itu Kami
wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami),
beliau berkata: mereka adalah umatnya Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah mewariskan kepada mereka semua kita yang Dia turunkan. Maka orang yang
zholim diantara mereka diberi ampunan untuknya, orang pertengahan diantara
mereka dihisab dengan hisab yang ringan, dan orang yang lebih dahulu dari
mereka masuk surga tanpa hisab.
Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abu Darda’ rodhiallahu ‘anhu, berkata: saya mendengar
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman: (Kemudian
Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang
lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah), adapun orang-orang yang
lebih dahulu adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab, adapun
orang-orang yang pertengahan adalah orang-orang yang dihisab dengan hisab yang
ringan, dan adapun orang-orang yang menzholimi diri mereka sendiri adalah
orang-orang yang dihisab sepanjang waktu mahsyar .... (Al-Musnad 5/198).
Selesai dengan ringkas.
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ro’du:
28)
[Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rohimahullah berkata: Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan.
Bagaimana keadaan air bila dia dikeluarkan dari air?
Dzikir
adalah obat bagi hati yang keras, sebagaimana seseorang mengadu kepada Al-Hasan
Al-Bashri rohimahullah: Wahai Abu Sa’id, saya mengadu kepadamu tentang
kerasnya hatiku. Beliau menjawab: Cairkan hatimu dengan dzikir!] (Tazkiyatun
Nafs, Syaikh Dr. Ahmad Farid)
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا
لأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur’an karena dia datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya. (HR.
Muslim)
Dan dzikir yang
paling utama adalah membaca Al-Qur’an yang akan memberi syafaat pada
orang-orang yang membacanya nanti pada hari kiamat pada saat syafaat sangat
diharap-harap untuk menyelamatkan dirinya dari siksa neraka. Karena demikian
pentingnya dzikir bagi kehidupan hati, ketenteraman hati, dan selamatnya dari
siksa neraka maka diperlukan program untuk membimbing umat agar senantiasa
lisannya basah dengan dzikir membaca Al-Qur’an yaitu membimbing mereka dalam
menghafal Al-Qur’an.
Menghafal Al-Qur’an
adalah kebutuhan penting bagi kita semua karena merupakan petunjuk hidup yang
mengantarkan kita pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Namun menghafal
Al-Qur’an keseluruhan (30 juz) bagi masyarakat secara umum --bahkan bisa jadi
juga menurut kita-- itu merupakan keistimewaan yang Allah berikan pada
orang-orang tertentu, tidak untuk setiap orang. Akibatnya menimbulkan anggapan
bahwa kita tidak akan mampu untuk menghafal Al-Qur’an, apalagi jika melihat
kesibukan dan padatnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Menghafal
Al-Qur’an hanya bisa dilakukan di pondok pesantren-pondok pesantren dan
dilakukan oleh orang yang memang fokus untuk menghafal dan tidak punya
kesibukan lain. Berangkat dari kenyataan ini, program tahfizhul Qur’an 12 tahun
ini di wujudkan untuk membantah anggapan-anggapan di atas.
Program ini
diperuntukkan :
- Kaum muslimin yang tidak lagi memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu (tahfizhul Qur’an) di pondok pesantren karena tidak memiliki biaya atau karena sebab lainnya.
- Kaum muslimin yang sudah disibukkan dengan urusan dakwah, jihad, ekonomi, keluarga, dll.
- Kaum muslimin yang sudah lanjut usia yang memiliki semangat untuk taqorrub kepada Robbnya.
Mengapa 12
tahun?
Angka 12 tahun itu
didapatkan dari target minimal menghafal 1 halaman Al-Qur’an mushaf Madinah
dalam sepekan dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah halaman
Al-Qur’an (mushaf Madinah) = 604
halaman
Target hafalan per
pekan =
1 halaman
Satu tahun (masehi)
=
52 pekan
Jadi untuk
menyelesaikan seluruh Al-Qur’an dibutuhkan waktu = 604 : 52 = 11,62 tahun
(dibulatkan 12 tahun)
Dengan lamanya
waktu ini kami katakan: Dari pada cepatnya waktu menghafal yang kita kejar dan
akhirnya putus asa tidak menghafal karena tidak hafal-hafal sehingga 12 tahun
berlalu usia kita tanpa ada satu surat pun yang kita hafal bahkan yang sudah
dihafal pun akhirnya hilang terlupakan, lebih baik lambat target waktu kita,
tapi insya Allah 12 tahun berlalu usia kita dan kita sudah hafal Al-Qur’an.
BERSAMBUNG...
0 komentar:
Posting Komentar